Wednesday, 25 March 2015

KENAPA ISRAEL TAKUT DENGAN PARA HAFIDZ AL-QUR'AN???

Generasi Qur'ani Generasi Penerus Pejuang Palestina Yang Ditakuti Israel

Banyak dari kita yang mempertanyakan kenapa Israel tega menghabisi nyawa anak-anak Palestina? Ada yang bilang memang tabiat Israel yang kejam dan biadab, ada juga yang bilang Israel takut akan pertumbuhan anak-anak Palestina. Karena anak-anak yang terlahir adalah generasi masa datang yang gemilang. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya dan masuk akal juga.

Berikut ini akan dijelaskan mengapa Israel menjadikan anak-anak Palestina sebagai target operasi mereka selain kelompok HAMAS tentunya.
Pada penyerangan Israel terhadap Palestina pada Desember 2008 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan tahun 1429 H, pimpinan HAMAS Ismail Haniyah melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang telah hafal Al-Qur’an. Dan ternyata anak-anak yang sudah hafal 30 juz Al-Quran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi.

“Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Al-Quran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” Demikian pemikiran yang berkembang di dalam pikiran orang-orang Yahudi.

Mereka para Yahudi itu membuktikan bahwa anak-anak Palestina adalah anak-anak yang sangat cerdas melebihi kecerdasan anak-anak Yahudi, walaupun anak-anak Yahudi sudah dari dalam kandungan dilatih untuk cerdas oleh orang tua mereka agar kelak lahir dan tumbuh menjadi Yahudi-Yahudi yang jenius yang mampu mengusai dunia.

Salah Satu Kelompok Penghafal Al-Qur'an di Palestina

Memang anak-anak Palestina tergolong anak-anak yang jenius hanya saja mereka dijauhkan dari pasilitas yang mendukung untuk membuat karya menjadi penemuan yang sangat berharga, dan anak-anak Palestina tidak diberi kesempatan untuk belajar maksimal seperti anak-anak Yahudi, bahkan sekolah-sekolah mereka dihancurkan oleh Yahudi (Israel). Inilah yang ditakuti oleh Yahudi (Israel) jika anak-anak Palestina tidak dimusnakan sejak sekarang mereka akan menjadi ancaman yang besar dan sangat berbahaya bagi kelangsungan generasi Yahudi mendatang menurut fikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Al-Quran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel, menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan Al-Qur’an. Tidak ada main Play Station atau game bagi mereka.

Genarasi Al-Qur'an, Generasi Yang Ditakuti Israel

Namun kondisi tersebut memacu mereka untuk menjadi para penghafal Al-Quran yang masih begitu belia. Dan pada saat itu, karena ketakutan Zionis Yahudi, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Itulah sebagian alasan mengapa HAMAS memberlakukan syarat-syarat yang amat berat untuk menjadi anggota mereka, diantaranya Hafidz Al-Qur’an dan tidak pernah meninggalkan shalat fardhu terutama shalat subuh.

Generasi Qur'ani  Yang Ditakuti Israel

Gaza Akan Wisuda 12 Ribu Penghafal Alqur’an
Hampir 12 ribu penghafal alquran di Jalur Gaza, setelah mereka menyelesaikan tahap akhir pemantapan selama 60 hari berturut-turut. Mereka tersebar pada ratusan pusat penghafal tahfidz Al-Qur’an di Gaza. Termasuk kamp-kamp pengungsian yang dijadikan halaqah-halaqah hifdzil Qur’an.
Mereka menamakan halaqah-halaqah tersebut “Generasi Qur’ani Untuk Al-Aqsha” yang berada dibawah pembiayaan pemerintah Palestina pimpinan Ismael Haneya dan langsung dibawah pengawasan departemen waqaf dan urusan agama Palestina.
Halaqah-halaqah ini mendapat sambutan luar biasa dari warga. Mereka berlomba-lomba mendaftarkan anak-anaknya pada halaqah tersebut, hingga banyak diantara para perserta yang ditolak, karena tempatnya sudah tak menampung lagi.

Generasi Penghafal Al-Qur'an Penerus Perjuangan Palestina

Sukses Besar
Sementara itu, Dr. Thalib Abu Syaer, menteri waqaf dan urusan agama Palestina mengatakan, kami sedang berupaya mewisuda sejumlah penghafal Alqur’an, setelah sebelumnya sukses selama beberapa tahun terakhir dan tentu kami merasa bangga.
Dalam wawancaranya dengan pusat infopalestina, menteri waqaf mengatakan, jauh-jauh hari kami sudah merencanakan dan menyusun perangkat-perangkat yang diperlukan dalam program kamp qur’ani. Ia berharap programnya ini bisa sukses.
Ia menyebutkan, ada sekitar 870 penghafal Alqur’an yang tersebar di 272 pusat tahfidz Alqur’an di Jalur Gaza (Rafah, Khanyunis, Gaza Tengah, Gaza, Gaza Utara).
Ia mengisyaratkan, pihaknya sedang mempersiapkan perhelatan akbar dan spektakuler untuk memberkan penghargaan pada para penghafal Al-Qur’an. Ia mengungkapkan, bangga atas prestasi para penghafal tersebut. Ini adalah kebiasaan yang baik yang digalakan pemerintah Palestina melalui menteru waqaf dan urusan agama secara khusus.

Anak-Anak Palestina Cinta Al-Qur'an

Peningkatan Kemampuan Dalam Membaca dan Menghafal
Di sisi lain, Dr. Abdullah Abu Jarbu deputi departemen waqaf mengatakan, proyek hifdzil Alqur’an yang dilakukan departemen waqaf ini bertujuan secara langsung mencetak para penghafal Alqur’an, disamping meningkatkan bacaan dan mereka, melalui penghafalan Alqur’an.
Dr. Abu Jarbu’ menjelaskan, ada sejumlah mahasiswa yang mempunyai predikat al-hafidz. Pihaknya sangat memperhatikan masalah ini dengan memunculkan bakat dan kemampuan mereka dalam menghafal Alqur’an. Mereka dipersiapkan untuk mengikuti kamp musabaqah tilawatil alqur’an regional dan internasional yang dapat mengangkat derajat Palestina di dunia internasional.

Proyek Besar
Di pihak lain, Diyab Radhi, seorang warga Palestina di Gaza sangat menghargai langkah yang dilakukan departemen waqaf dan urusan agama. Ia mengucapkan terima kasih pada pemerintah dalam hal ini, yang telah mengadakan program kamp hifdzil Alqur’an.
Ia menambahkan, kami telah menunggu dengan shabar musim panas tiba untuk memulai proyek besar ini dan agar kita bisa membentuk anak-anak kita dan selanjutnya kita membantu mereka untuk menghafal al qur’an dalam waktu tertentu.

Teringat sejarah emas tentang kejayaan Islam di masa kekhalifahan dahulu. Dan rahasia besar yang perlu dicatat dalam masa itu adalah umat Islam tidak pernah jauh dengan Al-Quran, tidak pernah melepaskan hadits Rasulullah saw menjadi pedoman. Seperti dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. pernah bersabda.

“Telah kutinggalkan untuk kalian dua pedoman. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik).

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia, Malaysia atau negara-negara lain. Apa yang telah dilakukan pemerintah-pemerintah kita untuk membina generasi penerus bangsa?

Sedangkan di Indonesia, anak-anak kebanyakan hidup hura-hura jauh dari pendidikan Islam dan jauh dari sentuhan Al-Qur’an. Hanya sedikit sekali dari anak-anak Indonesia yang dididik oleh orang tuanya dekat dengan Islam dan Al-Qur’an itu juga karena orang tuanya seorang aktivis dakwah. Anak-anak Indonesia dimabukkan main face book berhari-hari, game, lomba nyanyi, lomba acting yang di jejalkan dalam kehidupan anak-anak mereka padahal itu semua adalah kemauan orang tua yang sadar atau tidak sudah menyeret anaknya kelembah hina.

Remaja Indonesia, sudah benar-benar terpuruk, hidup dan bergaul bebas tanpa batas, bahkan mereka sudah berani melakukan sex bebas kemudian dibuat film video oleh mereka sendiri dan di upload ke you tube, benar-benar sudah bejad. Kalimat yang keluar dari mulut merekapun berupa ucapan yang kotor tidak pantas didengar. Entah berapa tahun lagi akan jadi apa Indonesia ini jika generasi penerus bangsa sudah kenal sex bebas, obat-obatan terlarang, minuman keras, hura-hura. Anehnya, orang tua mereka masih bangga punya anak yang tidak mungkin mendoakan orang tuanya jika orang tuanya mati, masya Allah.

Belajarlah dari Palestina, walaupun mereka dikurung oleh penjajahan Zionis, nyawa mereka terancam setiap saat, setiap menit bahkan setiap detik, tapi itu semua tidak menyurutkan niat mereka untuk dekat dengan Sang Khalik dan mendalami lebih dalam dan lebih jauh tentang Agama Islam.

Israel memang unggul dalam segi jumlah pasukan dan perlengkapan tempur yang berteknologi paling tinggi. Tapi rakyat Palestina memiliki semangat juang yang tinggi, mereka berani mati demi kebebasan mereka, anak cucu mereka. Mendapat syahid dengan janji bertemu Rabb dengan leluasa tanpa tabir apapun.

Sementara, bangsa didunia yang mengaku negara berpenduduk mayoritas muslim hanya menjadi penonton lewat layar tv. Termasuk pemimpin negara-negara Arab tidak berbuat apapun, jangankan membantu muslim Palestina bahkan mereka justru membantu “Israel” dalam membantai rakyat Palestina.

Pemimpin negara-negara Arab khususnya takut dikatakan membantu teroris jika membantu rakyat Palestina. Karena Amerika dan sekutunya sudah memberi label pejuang-pejuang Hamas atau Bigade Al Qassam sebagai teroris. Pemimpin Arab pengecut, lebih condong membela kepentingan barat dan Israel dari pada membela rakyat Palestina yang dibantai oleh Israel. Pemimpin negara Arab dan negara Islam lainnya tidak punya malu masih mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW.

Padahal Rasulullah sudah mengatakan bahwa muslim sesama muslim bersaudara, seperti ayat dan hadits berikut :

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al Hujuraat 10)

"Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri"(Hadis Riwayat al-Bukhari)

“Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.” (Shahih Muslim No.4685)

“Hadis riwayat Abu Musa ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain.” (Shahih Muslim No.4684)

Sumber : Lampu Islam

Di Edit oleh: Eros Dai

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/06/28/122072-gaza-akan-wisuda-12-ribu-penghafal-alquran