Generasi Qur'ani Generasi
Penerus Pejuang Palestina Yang Ditakuti Israel
Banyak
dari kita yang mempertanyakan kenapa Israel tega menghabisi nyawa anak-anak
Palestina? Ada yang bilang memang tabiat Israel yang kejam dan biadab, ada juga
yang bilang Israel takut akan pertumbuhan anak-anak Palestina. Karena anak-anak
yang terlahir adalah generasi masa datang yang gemilang. Mungkin pendapat yang
kedua ada benarnya dan masuk akal juga.
Berikut
ini akan dijelaskan mengapa Israel menjadikan anak-anak Palestina sebagai
target operasi mereka selain kelompok HAMAS tentunya.
Pada
penyerangan Israel terhadap Palestina pada Desember 2008 yang bertepatan dengan
bulan suci Ramadhan tahun 1429 H, pimpinan HAMAS Ismail Haniyah melantik
sekitar 3500 anak-anak Palestina yang telah hafal Al-Qur’an. Dan ternyata
anak-anak yang sudah hafal 30 juz Al-Quran ini menjadi sumber ketakutan Zionis
Yahudi.
“Jika
dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Al-Quran, bayangkan 20 tahun lagi
mereka akan jadi seperti apa?” Demikian pemikiran yang berkembang di dalam
pikiran orang-orang Yahudi.
Mereka
para Yahudi itu membuktikan bahwa anak-anak Palestina adalah anak-anak yang
sangat cerdas melebihi kecerdasan anak-anak Yahudi, walaupun anak-anak Yahudi
sudah dari dalam kandungan dilatih untuk cerdas oleh orang tua mereka agar
kelak lahir dan tumbuh menjadi Yahudi-Yahudi yang jenius yang mampu mengusai
dunia.
Salah Satu Kelompok Penghafal Al-Qur'an di Palestina
Memang
anak-anak Palestina tergolong anak-anak yang jenius hanya saja mereka dijauhkan
dari pasilitas yang mendukung untuk membuat karya menjadi penemuan yang sangat
berharga, dan anak-anak Palestina tidak diberi kesempatan untuk belajar
maksimal seperti anak-anak Yahudi, bahkan sekolah-sekolah mereka dihancurkan
oleh Yahudi (Israel). Inilah yang ditakuti oleh Yahudi (Israel) jika anak-anak
Palestina tidak dimusnakan sejak sekarang mereka akan menjadi ancaman yang
besar dan sangat berbahaya bagi kelangsungan generasi Yahudi mendatang menurut
fikiran orang-orang Yahudi.
Tidak
heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Al-Quran. Kondisi Gaza yang
diblokade dari segala arah oleh Israel, menjadikan mereka terus intens
berinteraksi dengan Al-Qur’an. Tidak ada main Play Station atau game bagi
mereka.
Genarasi
Al-Qur'an, Generasi Yang Ditakuti Israel
Namun
kondisi tersebut memacu mereka untuk menjadi para penghafal Al-Quran yang masih
begitu belia. Dan pada saat itu, karena ketakutan Zionis Yahudi, sekitar 500
bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Itulah
sebagian alasan mengapa HAMAS memberlakukan syarat-syarat yang amat berat untuk
menjadi anggota mereka, diantaranya Hafidz Al-Qur’an dan tidak pernah
meninggalkan shalat fardhu terutama shalat subuh.
Generasi Qur'ani Yang Ditakuti Israel
Gaza
Akan Wisuda 12 Ribu Penghafal Alqur’an
Hampir 12 ribu penghafal alquran di Jalur Gaza,
setelah mereka menyelesaikan tahap akhir pemantapan selama 60 hari
berturut-turut. Mereka tersebar pada ratusan pusat penghafal tahfidz Al-Qur’an
di Gaza. Termasuk kamp-kamp pengungsian yang dijadikan halaqah-halaqah hifdzil
Qur’an.
Mereka menamakan halaqah-halaqah tersebut “Generasi
Qur’ani Untuk Al-Aqsha” yang berada dibawah pembiayaan pemerintah Palestina
pimpinan Ismael Haneya dan langsung dibawah pengawasan departemen waqaf dan
urusan agama Palestina.
Halaqah-halaqah ini mendapat sambutan luar biasa
dari warga. Mereka berlomba-lomba mendaftarkan anak-anaknya pada halaqah
tersebut, hingga banyak diantara para perserta yang ditolak, karena tempatnya
sudah tak menampung lagi.
Generasi Penghafal Al-Qur'an Penerus Perjuangan Palestina
Sukses
Besar
Sementara itu, Dr. Thalib Abu Syaer, menteri waqaf
dan urusan agama Palestina mengatakan, kami sedang berupaya mewisuda sejumlah
penghafal Alqur’an, setelah sebelumnya sukses selama beberapa tahun terakhir
dan tentu kami merasa bangga.
Dalam wawancaranya dengan pusat
infopalestina, menteri waqaf mengatakan, jauh-jauh hari kami sudah
merencanakan dan menyusun perangkat-perangkat yang diperlukan dalam program
kamp qur’ani. Ia berharap programnya ini bisa sukses.
Ia menyebutkan, ada sekitar 870 penghafal Alqur’an
yang tersebar di 272 pusat tahfidz Alqur’an di Jalur Gaza (Rafah, Khanyunis,
Gaza Tengah, Gaza, Gaza Utara).
Ia
mengisyaratkan, pihaknya sedang mempersiapkan perhelatan akbar dan spektakuler
untuk memberkan penghargaan pada para penghafal Al-Qur’an. Ia mengungkapkan,
bangga atas prestasi para penghafal tersebut. Ini adalah kebiasaan yang baik
yang digalakan pemerintah Palestina melalui menteru waqaf dan urusan agama
secara khusus.
Anak-Anak Palestina Cinta Al-Qur'an
Peningkatan
Kemampuan Dalam Membaca dan Menghafal
Di sisi lain, Dr. Abdullah Abu Jarbu deputi
departemen waqaf mengatakan, proyek hifdzil Alqur’an yang dilakukan departemen
waqaf ini bertujuan secara langsung mencetak para penghafal Alqur’an, disamping
meningkatkan bacaan dan mereka, melalui penghafalan Alqur’an.
Dr. Abu Jarbu’ menjelaskan, ada sejumlah mahasiswa
yang mempunyai predikat al-hafidz. Pihaknya sangat memperhatikan masalah ini
dengan memunculkan bakat dan kemampuan mereka dalam menghafal Alqur’an. Mereka
dipersiapkan untuk mengikuti kamp musabaqah tilawatil alqur’an regional dan
internasional yang dapat mengangkat derajat Palestina di dunia internasional.
Proyek
Besar
Di
pihak lain, Diyab Radhi, seorang warga Palestina di Gaza sangat menghargai
langkah yang dilakukan departemen waqaf dan urusan agama. Ia mengucapkan terima
kasih pada pemerintah dalam hal ini, yang telah mengadakan program kamp hifdzil
Alqur’an.
Ia
menambahkan, kami telah menunggu dengan shabar musim panas tiba untuk memulai
proyek besar ini dan agar kita bisa membentuk anak-anak kita dan selanjutnya
kita membantu mereka untuk menghafal al qur’an dalam waktu tertentu.
Teringat
sejarah emas tentang kejayaan Islam di masa kekhalifahan dahulu. Dan rahasia
besar yang perlu dicatat dalam masa itu adalah umat Islam tidak pernah jauh
dengan Al-Quran, tidak pernah melepaskan hadits Rasulullah saw menjadi pedoman.
Seperti dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. pernah bersabda.
“Telah
kutinggalkan untuk kalian dua pedoman. Jika kalian berpegang teguh dengan
keduanya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitab Allah dan Sunnah
Nabi-Nya” (HR.
Malik).
Perang
panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini
cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia,
Malaysia atau negara-negara lain. Apa yang telah dilakukan
pemerintah-pemerintah kita untuk membina generasi penerus bangsa?
Sedangkan
di Indonesia, anak-anak kebanyakan hidup hura-hura jauh dari pendidikan Islam
dan jauh dari sentuhan Al-Qur’an. Hanya sedikit sekali dari anak-anak Indonesia
yang dididik oleh orang tuanya dekat dengan Islam dan Al-Qur’an itu juga karena
orang tuanya seorang aktivis dakwah. Anak-anak Indonesia dimabukkan main face
book berhari-hari, game, lomba nyanyi, lomba acting yang di jejalkan dalam
kehidupan anak-anak mereka padahal itu semua adalah kemauan orang tua yang
sadar atau tidak sudah menyeret anaknya kelembah hina.
Remaja
Indonesia, sudah benar-benar terpuruk, hidup dan bergaul bebas tanpa batas,
bahkan mereka sudah berani melakukan sex bebas kemudian dibuat film video oleh
mereka sendiri dan di upload ke you tube, benar-benar sudah bejad. Kalimat yang
keluar dari mulut merekapun berupa ucapan yang kotor tidak pantas didengar.
Entah berapa tahun lagi akan jadi apa Indonesia ini jika generasi penerus
bangsa sudah kenal sex bebas, obat-obatan terlarang, minuman keras, hura-hura.
Anehnya, orang tua mereka masih bangga punya anak yang tidak mungkin mendoakan
orang tuanya jika orang tuanya mati, masya Allah.
Belajarlah
dari Palestina, walaupun mereka dikurung oleh penjajahan Zionis, nyawa mereka
terancam setiap saat, setiap menit bahkan setiap detik, tapi itu semua tidak
menyurutkan niat mereka untuk dekat dengan Sang Khalik dan mendalami lebih
dalam dan lebih jauh tentang Agama Islam.
Israel
memang unggul dalam segi jumlah pasukan dan perlengkapan tempur yang
berteknologi paling tinggi. Tapi rakyat Palestina memiliki semangat juang yang
tinggi, mereka berani mati demi kebebasan mereka, anak cucu mereka. Mendapat
syahid dengan janji bertemu Rabb dengan leluasa tanpa tabir apapun.
Sementara,
bangsa didunia yang mengaku negara berpenduduk mayoritas muslim hanya menjadi
penonton lewat layar tv. Termasuk pemimpin negara-negara Arab tidak berbuat
apapun, jangankan membantu muslim Palestina bahkan mereka justru membantu
“Israel” dalam membantai rakyat Palestina.
Pemimpin
negara-negara Arab khususnya takut dikatakan membantu teroris jika membantu
rakyat Palestina. Karena Amerika dan sekutunya sudah memberi label
pejuang-pejuang Hamas atau Bigade Al Qassam sebagai teroris. Pemimpin Arab
pengecut, lebih condong membela kepentingan barat dan Israel dari pada membela
rakyat Palestina yang dibantai oleh Israel. Pemimpin negara Arab dan negara
Islam lainnya tidak punya malu masih mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW.
Padahal
Rasulullah sudah mengatakan bahwa muslim sesama muslim bersaudara, seperti ayat
dan hadits berikut :
“Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.” (Al
Hujuraat 10)
"Tidak
beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia
mencintai dirinya sendiri"(Hadis Riwayat al-Bukhari)
“Hadis
riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan
saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa
sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan
demam.” (Shahih
Muslim No.4685)
“Hadis
riwayat Abu Musa ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin
terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya
saling menguatkan bagian yang lain.” (Shahih Muslim No.4684)
Sumber
: Lampu Islam
Di
Edit oleh: Eros Dai