Pernahkah
Anda sebagai seorang bunda mendapati anak Anda menjadi rewel dan agak nakal?
Tentunya hal ini sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Bagi beberapa
wanita, menahan diri untuk tidak marah atau membentak anak adalah hal yang
sulit. Padahal, membentak anak akan berdampak sangat buruk.
Seperti
yang dilansir dari myparenting2u.com berteriak pada anak sebabkan kerusakan
fisiologis dengan konsekuensi jangka panjang. Di dalam kepala seorang anak
terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau
makian akan membunuh lebih dari 1 miliar sel otak saat itu juga. Satu cubitan
atau pukulan akan membunuh lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga.
Sebaliknya, 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10
triliun sel otak saat itu juga.
Kita
mungkin ingat dan merasakan pada waktu kecil, orang tua pernah berteriak atau
memarahi kita. Saat ini kita sebagai orang tua bisa meminimalisir potensi
kerusakan fisik pada anak kita dengan memberikan pujian dan menegur anak dengan
penuh kasih sayang.
Menurut
Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika
orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak
pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak
kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang
berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa
akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh
diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Lise Gliot dari Fakultas Kedokteran Chicago, memarahi
anak dapat mengganggu struktur otak anak. Malah pada anak yang masih dalam
pertumbuhan otak yakni pada masa golden age yaitu 2-3 tahun pertama
kehidupannya, suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat
menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh.
Sedangkan
pada saat ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak
terbentuk indah. Penelitian Lise Gliot ini sendiri dilakukan sendiri pada
anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah
monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi dalam
perkembangan otak anaknya. “Hasilnya luar biasa, saat menyusui terbentuk
rangkaian indah, namun saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada
anaknya, rangkaian indah menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan
terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya.
Dari
hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi
perkembangan otaknya. Jika ini dilakukan secara tak terkendali, bukan tidak
mungkin akan mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, orang tua
harus berhati-hati dalam memarahi anaknya,” ujarnya. Tidak hanya itu, marah
juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga
hati, jantung dan lainnya.
Anak-anak
yang dibentak cenderung menjadi takut dengan orang tua mereka. Hal ini menciptakan
ketidakpercayaan dan respon memberontak pada anak. Seperti dilansir dariparents.com menurut Dr. Laura Markham anak
cenderung akan menutup diri secara emosional. Anak akan mencari dukungan dari
orang lain seperti teman-temannya. Hal ini akan menyebabkan hubungan antara
orang tua dan anak menjadi tidak sehat di kemudian hari.
Beberapa
Cara Untuk Menghindarkan Diri Berteriak Pada Anak
1.
Bernafaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas
perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
2. Kita
semua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal. Ajari
disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
3.
Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
4.
Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
5.
Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua
maupun temannya.
6. Beri
anak aturan yang jelas yang harus dia patuhi. Misalnya tidak boleh menonton
televisi saat jam belajar. Jika anak telah terbiasa maka dia akan dengan mudah
mematuhi peraturan tersebut.
7.
Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
8.
Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan
anak Anda.
9.
Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun
karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
10.
Beri anak makanan dengan gizi yang seimbang dan atur jadwal tidurnya dengan
tepat. Anak dengan kualitas tidur dan gizi yang baik biasanya memiliki tingkah
laku
yang baik dan penurut.
yang baik dan penurut.
11.
Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau
rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
12.
Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak
sambil menasehati.
13.
Kata yang bisa Anda ucapkan kepada anak untuk memotivasinya adalah: "Kamu
pintar sekali", "Kamu hebat."
14.
Berikan hadiah kepada anak atas keberhasilannya.
Melalui
pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara
positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta,
kebijaksanaan dan kelembutan.