JAKARTA – Praktik syirik saat
pelipatan kiswah dan pencucian Ka’bah hendaknya dihindari jamaah haji.
Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH
Cholil Ridwan, mengungkapkan praktik tersebut tidak sesuai dengan akidah dan
syariat Islam. “Di sini kesempatan setan dan orang-orang yang mengambil
keuntungan dunawi untuk petunjuk menyesatkan,” ungkap Cholil, Kamis (13/10).
Sebagai orang yang pernah lama
bermukim di Tanah Suci, Cholil mengaku kerap melihat praktik-praktik
kemusyrikan ketika seremoni tersebut berlangsung. Ia mencontohkan banyak
pemukim asal Indonesia yang menjual potongan lipatan kain kiswah untuk jamaah
haji asal Indonesia.
Alasannya, tutur Cholil, kain
tersebut dikatakan bisa menyembuhkan penyakit karena mendapat tuah akibat
menjadi penutup Ka’bah. Tidak hanya itu, pemukim tersebut pun menjual sapu lidi
yang digunakan untuk membersihkan kabah. Korbannya, lagi-lagi jamaah haji
Indonesia. “Dia beli dengan harga yang mahal sehingga jadi korban penipuan dan
penyesatan,” ujarnya.
Begitu pula saat mencium Hajjar
Aswad. Meski praktik tersebut dicontohkan oleh Rasulullah, Cholil mengimbau
agar jamaah tidak melakukan dengan cara berlebihan. Menurutnya, rasul hanya
mencium batu hitam tersebut hanya ketika thawaf.
Praktik berlebihan dalam
memperlakukan Hajar Aswad, juga pernah dilakukan oleh jamaah haji Indonesia.
Ketika itu, Cholil mengaku menyaksikan seorang jamaah yang shalat berjamaah di
dekat Hajar Aswad.
Ketika imam hendak salam, jamaah
itu malah lebih dahulu salam dan lompat ke Hajar Aswad untuk mencium batu
tersebut. “Ketika salam dia sudah lompat ke Hajar Aswad. Dikorbankan
shalatnya, dibatalin,” ungkapnya.
Cholil mengingatkan Ka’bah dan
Hajar Aswad merupakan mahluk biasa yang dibuat sebagai simbol arah kiblat,
terlebih kiswah. Kain beludru beruntai emas dan perak itu tidak memiliki
khasiat apa pun selain melindungi Ka’bah dari kotoran dan menjadi hiasan kabah.
Oleh karenanya, tutur Cholil, syirik hukumnya jika jamaah haji memercayai
adanya khasiat-khasiat kiswah yang tidak sesuai dengan tuntunan sunnah.
Syirik di Seputar Kabah Masa Kini