Ka’bah Tahun 1930
Hajar adalah istri kedua Ibrahim A.S. setelah Sarah
A.S. Hajar adalah budak dari Sarah. Sarah A.S. memberikannya untuk dinikahi
suaminya (Ibrahim A.S.), karena Sarah A.S. tidak bisa mempunyai anak lagi
karena sudah terlalu tua. Dan Allah merahmati mereka dengan seorang anak dari
Hajar A.S. yang dinamakan Ismail A.S. Di kemudian hari Ismail dijadikan Allah
sebagai seorang nabi.
Ismail adalah anak satu-satunya Ibrahim yang lahir
ketika Ibrahim A.S. sudah berumur lebih dari 80 tahun. Allah memberikannya anak
setelah sekian lama dia merindukannya
Tiba-tiba pada suatu hari Ibrahim A.S. menerima
perintah bahwa dia harus membawa Hajar A.S. (istrinya) dan Ismail A.S. yang
baru lahir, ke suatu gurun pasir, yang sekarang kita ketahui sebagai kota
Mekkah.
Pada masa itu tidak ada apapun disana, di sana
tidak ada orang sama sekali, gurun itu benar-benar kosong. Dia diperintahkan
untuk meninggalkan mereka berdua di sana.
Jadi dia berjalan ke tempat itu dan Hajar A.S.
tidak tahu apa-apa, yang dia tahu adalah mereka akan melakukan perjalanan dan
akan kembali ke rumah. Ketika mereka sampai di tengah gurun, mereka
duduk-duduk. Kemudian Ibrahim A.S. bangkit dan mulai berjalan kembali ke
Palestina, dan dia tidak bilang apa-apa kepada istrinya.
Jadi Hajar A.S. mengejarnya, “Ya Ibrahim, kepada
siapa kau meninggalkan kami? Tidak ada seorang pun disini.” Tapi Ibrahim A.S.
tidak menjawab pertanyaannya, karena jika dia menjawab, maka akan terjadi
percakapan, dan dia takut hatinya menjadi luluh. Dia harus memenuhi perintah Allah
S.W.T. karena Allah punya rencana.
Jadi dia tetap berjalan tanpa menoleh kepada
istrinya, dan istrinya tetap mengikutinya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau
meninggalkan kami?” Dia tetap tidak menjawab dan terus berjalan. Akhirnya Hajar
A.S. berhenti sejenak dan berpikir, dan karena kesalehan dan pengetahuan yang
diberikan Allah S.W.T., dia bertanya satu pertanyaan yang sederhana, “Ya
Ibrahim! Apakah Allah yang telah memerintahkanmu untuk melakukan ini?” Dan
Ibrahim A.S. masih tanpa menoleh kepadanya, menjawab hanya dengan satu jawaban.
“Ya”, kata Ibrahim sambil terus berjalan.
Lalu Hajar A.S. berhenti dan mengamati suaminya
berjalan semakin jauh, dia menjadi tenang dan berkata: “Dengan begitu,
Allah tidak akan membiarkan kita... Allah tidak akan membiarkan kita.”
Allahu Akbar! Bayangkan diri kalian ditempatkan
dalam situasi seperti itu. Bayangkanlah seandainya kalian adalah seorang wanita
yang ditinggalkan suaminya di tengah-tengah gurun pasir karena perintah Allah.
Bahkan banyak pria zaman sekarang yang tidak bisa melakukan apa yang Hajar A.S.
lakukan. Pria mana yang dapat melakukan itu? Sedangkan dia adalah wanita, dia
memiliki kekuatan ratusan pria pada masanya.
Dalam hatinya, dia berkata “Allah tidak akan
membiarkan kita.” Benar-benar percaya kepada Allah S.W.T. Karena kesalehannya
maka Allah menjadikannya sebagai penghuni surga.
Ketika persediaan makanan dan air sudah habis,
Ismail mulai merengek-rengek menahan lapar dan dahaga. Karena khawatir akan
anaknya, Hajar mulai berlari di antara Safa dan Marwa. Kemudian Allah
memberikan mereka sebuah sumber air yang disebut air Zam Zam. Lalu sekelompok
orang datang dan tinggal disana. Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah sebuah
desa disana. Ismail A.S. dan Hajar A.S. tumbuh di antara orang-orang ini. Pada
akhirnya orang-orang semakin ramai berdatangan ke sana hingga akhirnya
tumbuhlah sebuah kota.
Kota ini tercipta karena kesalehan Hajar. Allah
mengangkat derajatnya di dalam Al-Qur’an, dia diangkat derajatnya hingga hari
ini. Jutaan muslim di seluruh dunia pergi berhaji. Baik pria dan wanita
melakukan ritual dari seorang wanita. Apa yang kita lakukan? Kita berlari-lari
kecil di antara Safa dan Marwa hanya karena seorang wanita.
Oleh siapa kalian ingin dihormati? Industri
fashion? Industri Media? Atau oleh Allah S.W.T.?
Wahai para pria, kalian ingin dihormati oleh siapa?
Agar jabatan kalian dinaikkan dalam pekerjaan? Oke, jabatan kalian dinaikkan.
Tapi apa yang paling kalian rindukan? Apakah ada tandingannya antara dihormati
oleh manusia, atau dihormati oleh Allah S.W.T.? Tentu saja dalam hal ini tidak
ada tandingannya.
Dan disini, Hajar A.S. menjadi teladan terbaik
bukan hanya bagi kaum wanita, tapi juga bagi para pria. Imam Ghazali R.A.
berkata: Jika kalian melihat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, menahan
dunia ini darimu, terus-menerus mengujimu dengan cobaan dan musibah, ketahuilah
bahwa kau mempunyai derajat yang tinggi di sisi-Nya. Dia mengujimu seperti Dia
juga menguji para aulia dan orang-orang yang terpilih. Dia mengawasimu, dan
tidakkah kau mendengar firman-Nya?
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu,
maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. (Q.S. Ath Thuur : 48)