Di dalam Quran, Allah telah berfirman sekitar 750
kali agar kita mengintrospeksi diri. Misalnya dalam surat Fushshilat ayat 53, Allah
berfirman:
“Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?”
(Q.S. Fushshilat:53)
Ketika kita berpikir menggunakan ilmu pengetahuan
dan logika, maka kita akan tahu bahwa hanya ada satu Tuhan dan ketika kita
meneliti Al-Qur'an, maka kita akan tahu bahwa inilah firman Tuhan yang
sesungguhnya. Dan inilah keunggulannya, Islam tidak menjauhkan ilmu
pengetahuan, Islam tidak mengesampingkan para ilmuwan seperti yang dilakukan
beberapa agama di masa lalu.
Segala yang telah diteliti di masa sekarang oleh
para ilmuwan, ternyata terbukti secara ilmiah di dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Maka
sekarang mari kita bahas ketiga argumen yang akan membuktikan keberadaan Tuhan
dan membantah paham ateisme.
Argumen #1 : Hukum Kedua Termodinamika
Mungkin melihat dari istilahnya, kita akan berpikir
bahwa hukum ini rumit, tapi sebenarnya sangat mudah dimengerti. Hukum fisika
ini pada dasarnya mengungkapkan fakta bahwa segala hal di di jagat raya ini
bergerak dari keteraturan menuju kekacauan.
Misalnya, jika kita tidak mengurus rumah kita, maka catnya akan pudar, debu-debu akan menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita akan rusak.
Misalnya, jika kita tidak mengurus rumah kita, maka catnya akan pudar, debu-debu akan menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita akan rusak.
Sekarang jika kau mengambil hukum Kedua
Termodinamika ini menjadi pernyataan logika, keseluruhan jagat raya ini adalah
sistem yang besar, jadi jagat raya juga harusnya bergerak dari keteraturan
menjadi kekacauan. Seperti yang dikatakan ilmuwan, jika periode waktu yang lama
telah berlalu, maka akan terjadi kekacauan.
Dan setiap benda terdiri dari atom. Atom tersebut
terdiri dari elektron, proton, dan neutron. Setiap atom yang ada dalam setiap
benda selalu bergerak dan berputar. Atom-atom yang bergerak dan berputar
tersebut pada suatu saat akan kehabisan energi, jadi suatu hari nanti jagat
raya akan berakhir.
Tapi kata orang-orang ateis jagat raya ini tanpa
ada permulaan dan takkan pernah berakhir. Tapi hal ini bertentangan dengan
Hukum Kedua Termodinamika, karena menurut hukum ini, jika periode waktu yang
lama telah berlalu, akan terjadi kekacauan dan jagat raya akan mati total.
Hal ini berarti matahari tidak akan ada, dan
eksistensi manusia tak akan pernah terjadi. Tapi yang terjadi malah sebaliknya,
matahari bersinar, planet-planet mengorbit dalam orbitnya masing-masing, dan
manusia dapat hidup dengan baik. Itu berarti kita tidak berada dalam keadaan
“matinya alam semesta”, bukankah begitu? Dan karena kita tidak berada dalam
keadaan matinya alam semesta, itu berarti belum cukup waktu yang berlalu. Jika
belum cukup waktu yang berlalu, itu berarti waktu ada permulaannya, jagat raya
juga ada permulaannya. Jika jagat raya ada permulaannya, berarti segala sesuatu
yang mulai eksis harus ada yang memulainya. Dan kita sebagai Muslim percaya
bahwa Allah yang memulainya.
Planet-planet mengorbit di
jalurnya masing-masing tanpa pernah bertabrakan
Perhatikanlah Surat Al-Baqarah ayat 255 berikut
ini:
“Allah, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (Q.S.
Al-Baqarah:255)
Jadi bisa disimpulkan bahwa apapun yang mulai
eksis, harus ada yang memulainya, sedangkan dunia ini ada permulaannya. Karena
kita tidak dalam keadaan matinya alam semesta, maka waktu bersifat terbatas.
Jika jagat raya mulai eksis, maka ada Sesuatu yang memulainya. Dan Yang memulai
alam semesta adalah Sang Pencipta.
Argumen #2 : Keteraturan Jagat Raya
Sekarang dalam sebuah analogi singkat, misalnya
kita sedang duduk untuk menonton TV di dalam rumah kita. Kita duduk di kursi
dan kursinya harus ditempatkan dalam posisi yang benar. TV-nya juga harus
diatur menghadap ke arah kita, agar kita dapat menontonnya. Kita juga harus
punya remote TV yang sesuai dengan merek TV kita, agar kita dapat mengganti-ganti
channelnya semau kita. Jadi seiring kita duduk menonton TV, bagaimana mungkin
kita tidak melayang, bagaimana mungkin kita tidak tertekan ke bawah? Ini
berarti ada cukup gaya gravitasi untuk menahan kita sehingga kita dapat duduk
dengan baik. Jika gaya gravitasi kurang sedikit saja, maka kita akan melayang
ke atas. Jika gravitasi terlalu banyak, maka tubuh kita akan hancur karena
menopang berat kita. Jadi harus ada yang mengatur gravitasi dalam takaran yang
tepat di bumi.
Udara yang kita hirup saat ini harus mengandung 78%
Nitrogen dan 21% Oksigen. Misalnya kadar oksigennya lebih besar atau lebih
rendah, maka kita tidak mampu bertahan hidup di bumi ini. Siapa yang
menempatkan oksigen dalam takaran yang pas agar kita, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan dapat hidup?
Contoh sederhananya begini : Misalnya seseorang
membawakan kita secangkir kopi, maka takaran gulanya harus pas, karena kita
tidak akan suka jika gula atau krimnya terlalu banyak. Kalau takarannya pas,
maka kopi itu akan terasa nikmat. Begitu juga, jarak antara bumi dan matahari
benar-benar dalam jarak yang tepat. Jika sedikit saja lebih dekat, bumi akan
sangat panas dan kehidupan akan punah. Jika sedikit lebih jauh dari matahari,
maka bumi akan sangat dingin sehingga kehidupan juga akan punah. Jadi ada
begitu banyak variabel yang ditakar dengan sangat pas di bumi, di dalam tubuh
kita, di dalam sel kita, dan di jagat raya, sehingga tidak mungkin ini semua
terjadi secara kebetulan.
Jarak bumi ke matahari
berada dalam jarak yang sangat pas
Argumen #3 : Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Tuhan yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad S.A.W. oleh Allah S.W.T. Al-Qur’an punya banyak mukjizat
di dalamnya. Al-Qur’an punya mukjizat bahasa, mukjizat
berupa nubuat-nubuat termasuk juga sabda Nabi Muhammad, ada fakta ilmiah, fakta sejarah, jadi
Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang komprehensif. Sekarang, mari kita bahas
fakta ilmiah Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab yang diwahyukan 1.400 tahun
yang lalu pada saat tidak ada teknologi modern. Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W.
tidak dapat membaca atau menulis. Allah mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W.
ketika dunia terselubung kegelapan. Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia
yang suram. Ketika dalam kitab-kitab sebelumnya ditemukan banyak kesalahan
ilmiah karena tangan-tangan manusia telah merusaknya, maka di dalam Al-Qur’an
tidak ada kontradiksi sama sekali. Manusia pada saat itu berpikir bahwa agama
dan pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an membantah anggapan itu
karena di dalamnya terdapat begitu banyak fakta ilmiah yang membuat kagum
ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia. Di antara 6.000 ayat Al-Qur’an, sebanyak 500
ayat berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.
Jika kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di
luar sana tentang proses pembentukan alam semesta, mereka akan berkata bahwa
langit dan bumi berada dalam satu massa primordial, kemudian terjadi ledakan
besar 14 milyar tahun yang lalu, dan dari ledakan itu terciptalah sistem tata
surya. Dan yang menakjubkan adalah semua ini telah difirmankan dalam surat
Al-Anbiyya : 30
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya”. (Q.S. Al-Anbiyya:30)
Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita
mengetahui bahwa tahap awal pembentukan semesta berbentuk seperti asap/kabut.
Dan dari situ mulai terbentuklah benda-benda langit. Ternyata hal ini sudah
difirmankan dalam Al-Qur’an surat Fushshilat : 11.
Lalu pada tahun 1960, manusia mengenal tentang Red
Shift dan Blue Shift, sebuah fakta yang membuktikan bahwa jagat raya ini terus
meluas. Semua bintang-bintang saling menjauh satu sama lain. Mereka memenangkan
piala nobel di sekitar tahun 1960 karena penemuan ini. Dan lagi-lagi Al-Qur’an
telah berfirman dalam surat Adz Dzaariyaat : 47 bahwa Allah yang menciptakan
langit kemudian Dia meluaskannya. Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun yang
lalu, sebelum adanya ilmu pengetahuan apapun.
Dan tentang bentuk bumi, orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar. Namun Al-Qur’an berfirman bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An Naaziaat:30.
Dan tentang bentuk bumi, orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar. Namun Al-Qur’an berfirman bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An Naaziaat:30.
Al-Qur’an juga membahas tentang bagaimana bayi
tumbuh di dalam rahim seorang ibu dalam surat Al-Mu’minuun:12-14.
Al-Qur’an menjelaskan tentang pegunungan dan akar
pegunungan dalam surat An-Naba’:6-7. Disana disebutkan bahwa pegunungan seperti
tenda dan punya akar. Totalnya ada 500 fakta ilmiah, disebutkan dalam
kitab yang ditulis 1.400 tahun yang lalu ini.
Dan ada begitu banyak ilmuwan seperti Dr. Keith
Moore, Marshall Johnson, Joe Simpson, Maurice Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan
lainnya, yang mempelajari Quran untuk sekian lama, dan mereka semua
menyimpulkan bahwa kitab dan ayat-ayat di dalamnya tidak mungkin ditulis
seorang manusia, ini tentunya dari Sang Pencipta. Mereka adalah orang-orang
yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, contohnya Dr. Keith Moore, dia
embriologist yang terkenal.
Sekarang sebuah fakta yang ingin saya jelaskan
adalah mengenai embriologi, bagaimana seorang bayi
berkembang dalam rahim sang ibu. Disebutkan dalam surat Al-Mu’minuun:12 -14
mulai dari fertilisasi hingga ke perkembangan organ-organ tubuh janin, yang
menjelaskan dengan detail keadaan ketika embrio berumur sekitar 6-7 hari. Al-Qur’an
menggambarkan embrio pada periode itu bagaikan lintah, dia berada di dalam
rahim dan menghisap nutrisi dari sang ibu. Yang mengejutkan adalah bentuknya,
morfologi, dan fungsinya memang menyerupai seekor lintah. Semua ini baru bisa
dilihat dengan mikroskop berkekuatan tinggi. Manusia dengan mata telanjang
tidak dapat melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang lalu belum ada
mikroskop. Semua ini membuktikan bahwa informasi ini tidak mungkin datang dari
seorang manusia, karena pengetahuan ini baru ditemukan di abad ke-20.
Bentuk Embrio manusia yang benar-benar menyerupai lintah
Jadi setelah mendengarkan ketiga argumen ini, seseorang yang mau berpikir dapat mengetahui keberadaan Tuhan menggunakan ilmu pengetahuan, logika, filosofi, sejarah, dan segala bidang ilmu pengetahuan. Jika Tuhan ada, dan ada begitu banyak agama, bagaimana kita tahu mana agama yang benar? Jawabannya adalah bahwa Tuhan telah mengirimkan wahyu-Nya yang terakhir dalam Al-Qur’an. Jadi Islam adalah jalan hidup yang benar. Islam berarti tunduk pada Tuhan Yang Maha Esa dan mengiktui petunjuk-Nya. Di dalam Islam, seseorang akan menemukan solusi kehidupan.
Mungkin setiap orang ingin tahu, apa tujuan
kehidupan? Apakah kita disini hanya untuk mendapatkan uang, kerja siang dan
malam, atau hidup lebih dari sekedar itu? Tuhan berfirman dalam Al-Qur'an Surat Adz-Dzaariyaat : 55 bahwa tujuan kehidupan adalah untuk menyembah-Nya. Jadi
ketika kita melakukan itu dalam rasa kerohanian, maka kita akan menemukan
kedamaian dan tujuan hidup. Dengan begitu seseorang akan menemukan solusi
terhadap semua masalahnya. Solusi terhadap masyarakat, ekonomi, obat-obatan, keluarga, dan sebagainya adalah Islam. Insya Allah dengan
Islam seseorang akan mendapatkan kedamaian dan tujuan hidup, dan kebahagiaan
berupa surga di akhirat.