Pemuda ini mengalami siksa kubur
Jawaban dari pertanyaan ini ada
dua macam: Siksaan itu termasuk jenis terus-menerus, kecuali seperti yang
disebutkan dalam sebagian hadits, bahwa siksaan itu diringankan antara dua kali
tiupan sangkakala. Jika mereka sudah bangkit sudah bangkit dari kuburnya, maka
mereka berkata, “Celakalah kami. Siapakah yang membangungkan kami dari tempat
tidur kami?” Yang menunjukkan kekelan siksaan itu ialah firman Allah,
â$¨Y9$# cqàÊt÷èã
$pkön=tæ
#xrßäî
$|ϱtãur
( tPöqtur
ãPqà)s?
èptã$¡¡9$#
(#þqè=Åz÷r&
tA#uä
cöqtãöÏù
£x©r&
É>#xyèø9$#
ÇÍÏÈ
“Kepada mereka dinampakkan neraka
pada pagi dan petang” (Al-Mu’min:46)
Kekekalan siksa ini juga ditunjukkan
hadits Samurah yang diriwayatkan Al-Bukhary tentang mimpi Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam, yang di dalamnya disebutkan sabda beliau, “Dia melakukan yang
demikian itu hingga hari kiamat.”
Dalam hadits Ibnu Abbas berkaitan
dengan dua kubur yang ditelungkupi dua pelepah daun, disebutkan, “Siapa tahu
dua pelepah daun ini dapat meringankan siksa keduanya selagi belum kering.”
Siksa yang diringankan dibatasi dengan basahnya pelepah daun itu.
Dalam hadits Ar-Rabi ‘ bin Abbas,
dari Abul-Aliyah,dari Abu Hurairah, disebutkan tentang orang yang memukuli
kepalanya dengan batu, dan hal itu berlangsung terus menerus tanpa ada selang
waktu. Di dalam Ash-shahihain disebutkan tentang orang yang mengenakan dua
mantel dan berjalan di tengah manusia dengan congkak dan sombong, maka bumi
tempat berpijaknya bergemuruh lalu dia terguncang guncang di sana hingga hari
kiamat.
Di dalam hadits Al-Bara ‘ bin
Azib juga disebutkan kisah orang kafir yang dibukakan pintu neraka baginya,
lalu dia melihat tempat duduknya di dalam neraka hingga hari kiamat tiba.
Jenis yang kedua ialah siksaan
yang berhenti hingga waktu tertentu dan setelah itu terputus. Ini merupakan
siksa yang ditimpakan kepada sebagian orang durhaka, yang kesalahanya ringan,
kemudian siksaannya di neraka diringankan, lalu dia dibebaskan sama sekali dari
neraka itu.
Siksa juga bisa terputus karena
doa, shadaqah, istighfar, pahala haji atau bacaan yang dilakukan kerabat atau
yang lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan orang yang memintakan syafaat bagi
orang yang disiksa di dunia, sehingga orang itu bisa selamat dari siksa yang
diterima, berkat syafaat yang dimintakan bagi dirinya. Tapi adakalanya syafaat
ini juga tidak diperkenankan, karena Allah tidak menerima syafaat kecuali dari
orang yang diperkenankan-Nya.
Allahlah yang memperkenankan bagi
seseorang untuk memintakan syafaat bagi orang lain. Itu pun jika Allah berkenan
merahmati orang yang dimintakan syafaat. Maka siapa pun tidak boleh terkecoh
oleh masalah syafaat ini. Sebab masalah ini bisa menjurus kepada syirik dan
kebatilan, dan Allah tidak menghendaki hal itu. Firman-Nya
ãNn=÷èt $tB
tû÷üt/
öNÍkÉ÷r&
$tBur
öNßgxÿù=yz
wur
cqãèxÿô±o
wÎ)
Ç`yJÏ9
4Ó|Ós?ö$#
Nèdur
ô`ÏiB
¾ÏmÏGuô±yz
tbqà)Ïÿô±ãB
ÇËÑÈ
” Dan, mereka tiada memberi
syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (Al-Anbiya’ : 28)
ª!$#
Iw tm»s9Î)
wÎ)
uqèd
ÓyÕø9$#
ãPqs)ø9$#
4 w
¼çnäè{ù's?
×puZÅ
wur
×PöqtR
4 ¼çm©9
$tB
Îû
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
$tBur
Îû
ÇÚöF{$#
3 `tB
#s
Ï%©!$#
ßìxÿô±o
ÿ¼çnyYÏã
wÎ)
¾ÏmÏRøÎ*Î/
4 ãNn=÷èt
$tB
ú÷üt/
óOÎgÏ÷r&
$tBur
öNßgxÿù=yz
( wur
tbqäÜÅsã
&äóÓy´Î/
ô`ÏiB
ÿ¾ÏmÏJù=Ïã
wÎ)
$yJÎ/
uä!$x©
4 yìÅur
çmÅöä.
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur
( wur
¼çnßqä«t
$uKßgÝàøÿÏm
4 uqèdur
Í?yèø9$#
ÞOÏàyèø9$#
ÇËÎÎÈ
” Tiada yang dapat memberi
syafaat di sisi Allah tanpa izin-nya. ” (Al-Baqarah : 255 )
wur
ßìxÿZs?
èpyè»xÿ¤±9$#
ÿ¼çnyYÏã
wÎ)
ô`yJÏ9
cÏr&
¼çms9
4 #Ó¨Lym
#sÎ)
tíÌhèù
`tã
óOÎgÎ/qè=è%
(#qä9$s%
#s$tB
tA$s%
öNä3/u
( (#qä9$s%
¨,ysø9$#
( uqèdur
Í?yèø9$#
çÎ6s3ø9$#
ÇËÌÈ
” Dan tiadalah berguna syafaat di
sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya. ” (Saba’ : 23 )
@è%
°! èpyè»xÿ¤±9$#
$YèÏHsd
( ¼ã&©!
à7ù=ãB
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur
( ¢OèO
Ïmøs9Î)
cqãèy_öè?
ÇÍÍÈ
” Katakanlah, ‘Hanya kepunyaan
Allahlah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi’. ” ( Az-Zumar : 44 )
Ibnu Abid-Dunya telah
menyebutkan, ” Aku diberitahu Muhammad bin Musa Ash-Sha’igh, kami diberitahu
Abdullah bin Nafi’, dia berkata, ” Ada seorang laki laki dari penduduk Madinah
yang meninggal dunia. Lalu ada orang lain yang bermimpi seakan akan orang yang
meninggal itu termasuk penghuni neraka. Maka dia merasa sedih karenanya.
Tapi tak seberapa lama setelah
itu dia bermimpi bahwa orang itu termasuk penghuni surga. Ada seseorang
bertanya, ” Bukankah engkau katakan bahwa dia termasuk penghuni neraka ? ” Dia
menjawab, ” Pada awal mulanya memang dia begitu. Tapi kemudian ada empat puluh
orang yang dulu menjadi tetangganya, yang memintakan syafaat bagi dirinya, dan
aku termasuk salah seorang di antara mereka. ”
Ibnu Abud-Dunya menuturkan, ”
Kami diberitahu Ahmad bin Yahya, dia berkata, ” Aku diberitahu sebagian rekan
kami, dia berkata, ” Saudaraku meninggal dunia, lalu aku mimpi bertemu
dengannya. Aku bertanya kepadanya, ” Bagaimana keadaanmu ketika engkau diletakkan
di dalam kuburmu ? ”
Dia menjawab, ” Ada seseorang
yang mendatangiku sambil membawa bara api . Sekiranya tidak ada seseorang yang
berdoa bagi diriku, tentulah aku sudah dipukul dengan bara api itu. ”
Amr bin Jarir berkata, ” Jika
seorang hamba berdoa bagi saudaranya yang sudah meninggal, maka ada seorang
malaikat yang menemuinya di dalam kuburnya, seraya berkata, ” Wahai penghuni
kubur yang terasing, ini ada hadiah dari saudaramu. ”
Basyar bin Ghalib berkata, ” Aku
mimpi bertemu Rabi’ah, yang sebelumnya aku seringkali berdoa untuk dirinya. Dia
berkata, ” Wahai Basyar bin Ghalib, hadiah hadiahmu datang kepada kami, berupa
cahaya yang terang dan dibungkus kain sutera. ”
Aku bertanya, ” Bagaimana hal itu
bisa terjadi ? ”
Dia menjawab, ” Begitulah doa orang orang Mukmin
yang masih hidup jika mereka berdoa bagi orang orang yang sudah meninggal,
sehingga doa itu dikabulkan bagi mereka. Hadiah-hadiah itu diletakkan di atas
kain sutera, lalu orang yang ada didalam kubur mendatangi doa itu, sehingga
dikatakan , ” Ini ada hadiah Fulan bagi diriku. “
No comments:
New comments are not allowed.