Monday 6 April 2015

KISAH SITI HAJAR DAN TERCIPTANYA KOTA MEKKAH

Ka’bah Tahun 1930

Hajar adalah istri kedua Ibrahim A.S. setelah Sarah A.S. Hajar adalah budak dari Sarah. Sarah A.S. memberikannya untuk dinikahi suaminya (Ibrahim A.S.), karena Sarah A.S. tidak bisa mempunyai anak lagi karena sudah terlalu tua. Dan Allah merahmati mereka dengan seorang anak dari Hajar A.S. yang dinamakan Ismail A.S. Di kemudian hari Ismail dijadikan Allah sebagai seorang nabi.

Ismail adalah anak satu-satunya Ibrahim yang lahir ketika Ibrahim A.S. sudah berumur lebih dari 80 tahun. Allah memberikannya anak setelah sekian lama dia merindukannya

Tiba-tiba pada suatu hari Ibrahim A.S. menerima perintah bahwa dia harus membawa Hajar A.S. (istrinya) dan Ismail A.S. yang baru lahir, ke suatu gurun pasir, yang sekarang kita ketahui sebagai kota Mekkah.

Pada masa itu tidak ada apapun disana, di sana tidak ada orang sama sekali, gurun itu benar-benar kosong. Dia diperintahkan untuk meninggalkan mereka berdua di sana.

Jadi dia berjalan ke tempat itu dan Hajar A.S. tidak tahu apa-apa, yang dia tahu adalah mereka akan melakukan perjalanan dan akan kembali ke rumah. Ketika mereka sampai di tengah gurun, mereka duduk-duduk. Kemudian Ibrahim A.S. bangkit dan mulai berjalan kembali ke Palestina, dan dia tidak bilang apa-apa kepada istrinya.

Jadi Hajar A.S. mengejarnya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami? Tidak ada seorang pun disini.” Tapi Ibrahim A.S. tidak menjawab pertanyaannya, karena jika dia menjawab, maka akan terjadi percakapan, dan dia takut hatinya menjadi luluh. Dia harus memenuhi perintah Allah S.W.T. karena Allah punya rencana.

Jadi dia tetap berjalan tanpa menoleh kepada istrinya, dan istrinya tetap mengikutinya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami?” Dia tetap tidak menjawab dan terus berjalan. Akhirnya Hajar A.S. berhenti sejenak dan berpikir, dan karena kesalehan dan pengetahuan yang diberikan Allah S.W.T., dia bertanya satu pertanyaan yang sederhana, “Ya Ibrahim! Apakah Allah yang telah memerintahkanmu untuk melakukan ini?” Dan Ibrahim A.S. masih tanpa menoleh kepadanya, menjawab hanya dengan satu jawaban. “Ya”, kata Ibrahim sambil terus berjalan.

Lalu Hajar A.S. berhenti dan mengamati suaminya berjalan semakin jauh, dia menjadi tenang dan berkata: “Dengan begitu, Allah tidak akan membiarkan kita... Allah tidak akan membiarkan kita.”

Allahu Akbar! Bayangkan diri kalian ditempatkan dalam situasi seperti itu. Bayangkanlah seandainya kalian adalah seorang wanita yang ditinggalkan suaminya di tengah-tengah gurun pasir karena perintah Allah. Bahkan banyak pria zaman sekarang yang tidak bisa melakukan apa yang Hajar A.S. lakukan. Pria mana yang dapat melakukan itu? Sedangkan dia adalah wanita, dia memiliki kekuatan ratusan pria pada masanya.

Dalam hatinya, dia berkata “Allah tidak akan membiarkan kita.” Benar-benar percaya kepada Allah S.W.T. Karena kesalehannya maka Allah menjadikannya sebagai penghuni surga.

Ketika persediaan makanan dan air sudah habis, Ismail mulai merengek-rengek menahan lapar dan dahaga. Karena khawatir akan anaknya, Hajar mulai berlari di antara Safa dan Marwa. Kemudian Allah memberikan mereka sebuah sumber air yang disebut air Zam Zam. Lalu sekelompok orang datang dan tinggal disana. Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah sebuah desa disana. Ismail A.S. dan Hajar A.S. tumbuh di antara orang-orang ini. Pada akhirnya orang-orang semakin ramai berdatangan ke sana hingga akhirnya tumbuhlah sebuah kota. 

Kota ini tercipta karena kesalehan Hajar. Allah mengangkat derajatnya di dalam Al-Qur’an, dia diangkat derajatnya hingga hari ini. Jutaan muslim di seluruh dunia pergi berhaji. Baik pria dan wanita melakukan ritual dari seorang wanita. Apa yang kita lakukan? Kita berlari-lari kecil di antara Safa dan Marwa hanya karena seorang wanita.

Oleh siapa kalian ingin dihormati? Industri fashion? Industri Media? Atau oleh Allah S.W.T.?

Wahai para pria, kalian ingin dihormati oleh siapa? Agar jabatan kalian dinaikkan dalam pekerjaan? Oke, jabatan kalian dinaikkan. Tapi apa yang paling kalian rindukan? Apakah ada tandingannya antara dihormati oleh manusia, atau dihormati oleh Allah S.W.T.? Tentu saja dalam hal ini tidak ada tandingannya.

Dan disini, Hajar A.S. menjadi teladan terbaik bukan hanya bagi kaum wanita, tapi juga bagi para pria. Imam Ghazali R.A. berkata: Jika kalian melihat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, menahan dunia ini darimu, terus-menerus mengujimu dengan cobaan dan musibah, ketahuilah bahwa kau mempunyai derajat yang tinggi di sisi-Nya. Dia mengujimu seperti Dia juga menguji para aulia dan orang-orang yang terpilih. Dia mengawasimu, dan tidakkah kau mendengar firman-Nya?

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. (Q.S. Ath Thuur : 48)