Wednesday 25 March 2015

FITNAH KRISTEN TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW MENINGGAL KARENA DIRACUN

Makam Nabi Muhammad SAW

Orang-orang kafir Kristen tidak pernah berhenti untuk memfitnah Nabi Muhammad. Mereka berusaha mati-matian memburukan dan memfitnah pribadi Nabi Muhammad yang suci. Dan tidak segan-segan dan tanpa kenal rasa malu mereka kafir Kristen memalsukan hadits Nabi Muhammad. Hadits Nabi Muhammad yang berkenaan dengan preibadi Nabi Muhammad merubah robah, mereka tambah-tambahi atau mereka buang sebagiannya agar citra Nabi Muhammad terkesan sangat buruk, padahal justru perbuatan mereka itu merusak citra agama mereka sendiri. Apapun yang mereka lakukan tidak akan pernah mengurangi kemuliaan Nabi Muhammad yang agung. Karena setiap riwayat atau hadits nabi itu tertulis dengan jelas siapa yang meriwayatkan dari Nabi Muhammad masih hidup sampai sekarang ini. Bukan seperti alkitab, semua sumber cerita dalam alkitab tidak jelas, karena penulisnya tidak dikenal, dari siapa sumber-sumber penulisan cerita dalam alkitab itu diambil.

Karena Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, mengambil sumber untuk menulis alkitab dari orang-orang yang dia sendiri tidak kenal, hanya dari kata “mereka”, “pelayan firman”, dan “orang disekitarnya”. Inilah sumber yang perlu dikritisi. Perbuatan orang kafir Kristen yang merobah dan menambahi hadits nabi itu merupakan kebiasaan mereka turun-temurun didalam merubah isi alkitab mereka. Inilah perbuatan yang membuktikan bahwa mereka selalu berdusta dan membuat kepalsuan.

Orang Kristen Menuduh: 
1. Kalau dia mengada-adakan perkataan awlohnya, maka biarlah urat nadinya terpotong
Qs. 69:44-47 (44) Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, [45] Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. [46] Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. [47] Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.

(kata orang Kristen) Dan ini pengakuan Muhammad di akhir hidupnya: 
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713: 
Dikisahkan oleh Aisha: Pada waktu sakitnya sebelum dia mati, sang Nabi sering mengatakan, "Wahai Aisha!Aku masih merasa kesakitan karena daging yang kumakan di Khaybar, dan sekarang aku merasa urat nadiku dipotong oleh racun itu."

Tabaqat Ibn Sa'd, halaman 252 Rasul Allah hidup sampai tiga tahun setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”

Itu adalah pengakuan paling jujur yang pernah Muhammad sampaikan kepada Aisyah, bahwa dirinya adalah seorang nabi palsu yang suka mengada-adakan perkataan awlohnya (mengarang ayat palsu untuk kepentingan dirinya) sesuai dengan sesumbarnya sendiri lewat QS 69:44-47.

Anda (Kristen) seolah-olah ingin mengkorelasi dalil tersebut, padahal ayat (qur’an), hadist, dan sirah  di atas tidak ada hubungannya sama sekali dengan tuduhan yang mengatakan bahwa Muhammad nabi palsu.

Akan tetapi ayat tersebut (69:44-47), menegaskan bahwa Alqur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah, bukan sebuah syair, dan bukan pula perkataan tukang tenung (sihir), apalagi perkataan nabi Muhammad sendiri.

Dalil itu menjadi penegasan buat beliau (Muhammad SAW), bahwa dirinya tidak punya kuasa untuk menambah, mengurangi, maupun mengubah kandungan risalah Allah SWT selain mengikuti  dan menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya.
” …dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.  Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). “(QS.53: 3-4)

Bahwa yang menjadi azbabun nuzul ayat tersebut juga diterangkan dalam tafsir Ibnu Katsir, disitu dijelaskan bahwa, orang-orang musyrik tidak percaya bahwa kitab yang datang kepada Muhammad itu adalah datangnya dari Allah.

Nabi SAW bersabda: Seandainya saya berdusta atas-Nya, niscaya Dia akan mengutukku sebagaimana firman Allah: (Lebih detailnya adalah sebagai berikut, dimulai dari ayat 38 hingga ayat 52.)

Surah Al-Haqqah:
38. Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.
39. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.
40.Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,
41. dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
42. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.
43. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
44. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
45. niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
46. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
47. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.
48. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
49. Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).
50. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
51. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini.
52. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.

Pada riwayat lain, tatkala Nabi SAW menerima usul dari seorang ketua musryikin Quraisy supaya beliau menukar bunyi ayat-ayat Alqur’an, lalu Allah menurunkan firmanNya kepada beliau yang berbunyi:
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: “Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia”. Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (Yunus: 15)

Dengan ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa Nabi SAW tidak pernah mengatakan apa yang tidak diwahyukan oleh Allah. Jadi, apa-apa yang beliau katakan (bacakan) kepada para pengikutnya itu sekali-kali bukan dari kemauan beliau sendiri, tetapi wahyu dari Allah semata. Dan jika Nabi SAW membuat perkataan-perkatan yang dilakukan atas nama Allah, niscaya Allah memurkai beliau dan sudah tentu pada waktu itu juga beliau dipotong urat leher atau urat jantungnya hingga mati dalam kebinasaan.

Sampai detik ini bahkan hingga akhir zaman nanti, tidak ada yang bisa membuktikan Muhammad bukan seorang Nabi, kecuali hanya berdasarkan pada asumsi, kedengkian serta kebenciannya alan kebenaran Islam sebagai jalan jalan yang lurus.

Sebaliknya, sampai detik ini bahkan hingga akhir zaman nanti, sosok seorang Isa Al-Masih/Yesus, hanyalah sosok yang kontroversial di kalangan umat Kristen itu sendiri, apakah ia seorang Tuhan atau hanyalah seorang hamba saja. Dan turunnya ia di akhir zaman nanti, adalah sebagai penjelasan kepada mereka  bahwa umat yang menuhankannya selama ini telah keliru, ditipu Paulus, dan melestarikan kebodohan itu sejak 2000 tahun lalu.

Adapun perihal makanan beracun dengan merujuk pada Tabaqat Ibn Sa’d halaman 249 yang mana tuduhan anda mengatakan “Muhammad nabi Palsu karena mati akibat diracuni wanita Yahudi”,  adalah juga tuduhan yang mengada-ngada dan sangat sarat dengan kebencian ajaran anda akan Islam sebagai agama yang diridhai oleh Tuhan Semesta Alam.

Dan riwayat yang dikutip tersebut–oleh penuduh– tidak dicantumkan secara lengkap dimana ia hanya mengutipnya pada bagian-bagian kalimat yang tertentu saja. Bahwa dari kejadian tersebut, Nabi SAW memang benar-benar TERBUKTI sebagai SEORANG NABI, yakni,  Rasulullah SAW tahu bahwa daging tersebut disusupi racun.
“Sesungguhnya, tulang daging ini memberitahukan kepadaku bahwa ia beracun.”

Cerita ini agak panjang, tapi ringkasnya adalah wanita yang mencoba menyusupi racun tersebut, yakni Zainab binti Harits(Istri Sallam bin Misykam-pahlawan kaum yahudi yang mati dibunuh oleh tentara kaum muslimin) akhirnya masuk Islam karena kebenaran tersebut.  Ia (Zainab binti Harits) berkata dalam pengakuannya;
“Sayalah yang melakukan itu, sebab aku ingin tahu apakah kamu benar-benar seorang nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan mengganggumu, dan jika kamu ternyata seorang nabi palsu, maka aku akan dapat membebaskan masyarakat dari dirimu.” (Cuma sampai disini yang anda kutip),

Berikut lanjutannya:
“…Dan ternyata MEMANG BENAR engkau seorang nabi, daging tersebut memberi kabar kepadamu bahwa ia beracun, maka dengarlah bahwa saya bersaksi ‘Tiada Tuhan Selain Allah, dan Engkau Muhammad benar-benar utusan Tuhan”.  Zainab binti Harist pun masuk Islam karena kebenaran itu dan juga berdasarkan kemauannya sendiri.

Secara Logika :
Racun yang dibubuhi termasuk sangat ganas, terbukti sahabat nabi, Bisyr ibnul Barra bin Ma’ruf yang ikut makan pada waktu itu, meninggal seketika. Sedangkan nabi SAW tidak jadi memakannya, malah memuntahkannya kembali. Bahkan dalam kitab tarikh, Umar r.a berkata kepada beliau:
“Demi ibu-bapakku wahai Rasul! Sungguh, andaikan Isa putra Maryam telah dikarunai oleh Allah kemampuan untuk dapat menghidupkan kembali orang mati, namun apakah hal itu lebih menakjubkan ketimbang DAGING KAMBING YANG DIRACUNI dan telah digoreng, KETIKA IA BERBICARA DENGANMU LEWAT PAHANYA, “JANGANLAH ENGKAU MEMAKANKU, KARENA AKU BERACUN!”

Selain itu beliau juga masih tetap berdakwah seperti biasanya ± empat tahun lamanya (628 M/ 7 H – 632 M /9 H ) pasca percobaan peracunan makanan beliau oleh wanita Yahudi tersebut. Apakah masuk akal jika beliau wafat karena racun tersebut yang jangkanya terpaut empat tahun lamanya? 

Oleh Surya Yaya dari faithfreedom.muslim-menjawab.com
YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/LampuIslam

Sebenarnya mereka (Kristen) mengutif hadits nabi yang sumbernya berbahasa Inggris yang isinya untuk memfitnah nabi Muhammad SAW;

Berdasarkan hadits Bukhari dalam versi bahasa Inggeris ini :Narrated 'Aisha: The Prophet in his ailment in which he died, used to say, "O 'Aisha! I still feel the pain caused by the food I ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that poison." (Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713), apakah benar nabi Muhammad meninggal dunia akibat memakan kambing yang telah dikasih racun oleh seorang wanita Yahudi waktu di Khaibar..? 

Hadits yang meriwayatkan adanya usaha musuh Islam untuk meracuni Rasulullah memang dicatat oleh banyak hadits shahih, salah satunya : 

Sunan Darimi 68 : 
 Telah mengabarkan kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah mengabarkan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Az Zuhri ia berkata; Jabir bin Abdullah Radliyallahu'anhu menceritakan; Seorang wanita Yahudi penduduk Khaibar membubuhi racun pada daging kambing panggang dan menghadiahkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi mengambil daging tulang hastanya dan memakannya, dan sebagian sahabatnya juga ikut makan bersamanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kontan berkata kepada mereka: " Angkatlah tangan kalian." Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menangkap wanita Yahudi tadi dan menginterogasi: "Kamu melumuri kambing tadi dengan racun?" Ia menjawab; "Ya, benar. " Si wanita bertanya; "Siapa gerangan yang memberitahukan kepada baginda?" Nabi menjawab: "Yang memberitahuku adalah yang ada di tanganku ini, " -maksudnya tulang sampil--Perempuan itu berkata, "Betul, memang kububuhi racun, " beliau bertanya, " Apa maksudmu melakukan hal itu?" ia menjawab, "Aku hanya ingin membuktikan, jika seorang Nabi niscaya tidak mencelakainya dan jikalau bukan, kami terbebas darinya. " Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memaafkannya dengan tidak menghukumnya, sedang sebagian sahabat lain yang memakan daging kambing tersebut meninggal dunia.

Kisah ini juga diriwayatkan oleh banyak hadits lain seperti : Musnad Ahmad 4207, Shahih Muslim 4060, Shahih Bukhari 5332, 2955, Sunan Abu Daud 3909, 3911, 3912, Musnah Ahmad 12808, Shahih Bukhari 2424. (Semua hadits tersebut bisa ditemukan pada website Lidwa) 

Sedangkan hadits yang menceritakan ucapan Rasulullah kepada Aisyah menjelang wafatnya ternyata hanya ditemukan pada terjemahan hadits versi bahasa Inggeris (buatan orientalis barat) meskipun banyak ditemukan di internet namun sumbernya hanya satu, yaitu terjemahan dari Muksin Khan, hadits lengkapnya : 

Volume 5, Book 59, Number 713 Narrated Ibn Abbas: 'Umar bin Al-Khattab used to let Ibn Abbas sit beside him, so 'AbdurRahman bin 'Auf said to 'Umar, "We have sons similar to him." 'Umar replied, "(I respect him) because of his status that you know." 'Umar then asked Ibn 'Abbas about the meaning of this Holy Verse:-- "When comes the help of Allah and the conquest of Mecca . . ." (110.1) Ibn 'Abbas replied, "That indicated the death of Allah's Apostle which Allah informed him of." 'Umar said, "I do not understand of it except what you understand." Narrated 'Aisha: The Prophet in his ailment in which he died, used to say, "O 'Aisha! I still feel the pain caused by the food I ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that poison." 

http://www.searchtruth.com/book_display.php?book=59&translator=1&start=420&number=704

Kalau dilihat dari sumber aslinya yang berbahasa Arab, misalnya dari sumber ini :

http://sunnah.com/bukhari/64/452 

Hadits yang sama dari sumber Lidwa juga tidak memuat kalimat tersebut, termasuk dalam bahasa aslinya : 

http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/cari_hadist.php?imam=bukhari&keyNo=4077&x=19&y=11

Ternyata teks Arabnya hanya sampai kepada 'I do not understand of it except what you understand.'sedangkan kalimat 'Narrated 'Aisha: The Prophet in his ailment in which he died, used to say, "O 'Aisha! I still feel the pain caused by the food I ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that poison.' tidak ada dalam bahasa aslinya atau sumbe aslinya alias merupakan sisipan. 

Keanehan lain dari hadits tersebut adalah, Bukhari tidak pernah memuat hadits yang berasal dari 2 narator/perawi lalu digabungkan dalam 1 nomer hadits. sedangkan hadits dari Mukhsin Khan ini memuat adanya 2 narator, satu dari Ibnu Abbas, digabung sama narator dari Aisyah. ini menunjukkan keanehan hadits soal perkataan nabi yang menyebut beliau urat nadinya terpotong. 

Semakin nyata kebejatan dan kepalsuan agama Kristen, kebiasaan mereka berbohong dan berdusta  juga tukang memfitnah tak pernah hilang, dan ini memang satu paket dengan dogma Kristen. Tidak disebut Kristen kalau tidak berdusta…!

Kesimpulan :
Memang ada usaha untuk meracuni nabi Muhammad ketika perang Khaibar, namun tidak ada bukti bahwa beliau wafat karena racun tersebut beberapa tahun kemudian. Yang pasti nabi tutup usia memang karena tugas kenabiannya selesai, dan ajaran yang beliau bawah sudah benar-benar sempurnah seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah : 3

ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøŠyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ͍ƒÌYσø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy÷ZßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur èpysÏܨZ9$#ur !$tBur Ÿ@x.r& ßìç7¡¡9$# žwÎ) $tB ÷LäêøŠ©.sŒ $tBur yxÎ/èŒ n?tã É=ÝÁZ9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b}   ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ  
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. al Maidah: 3)

Jadi wafatnya Nabi Muhammad adalah memang tugasnya sudah selesai. Karena kalau nabi Muhammad masih hidup sampai sekian tahun lagi maka sumber hukum dalam Islam bertambah lagi, sebab pribadi nabi ketika beliau masih hidup gerak-geriknya, perkataan dan perbuatannya akan menjadi sumber hukum yang disebut sunah nabi.

Yang perlu kita imani adalah bahwa Allah berjanji wajib melindungi, menjaga para utusannya khususnya yang membawa risalah (Syariah), dan juga melindungi orang –orang yang beriman, seperti janji Allah dalam Al Qur’an berikut :

¢OèO ÓÉdfuZçR $oYn=ßâ šúïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä 4 y7Ï9ºxx. $ˆ)ym $uZøŠn=tã ÆkYçR tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÊÉÌÈ  

“Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus : 103).