Saturday 25 April 2015

JAGALAH LIDAH KITA DARI KATA-KATA KASAR


Seorang muslim tidak pernah bersumpah serapah, dan menggunakan bahasa kotor. Seorang muslim berbicara dengan bersahaja dan terhormat.

Salah seorang temanku pernah bercerita :
Ketika dia akan pergi ke masjid, tiba-tiba sebuah mobil hampir menabraknya. Karena merasa kesal, dia berkata “Ohhh brengs...”Dia bercerita: “Kemudian si pengemudi menghampiriku, bayangkanlah jika dia meninjuku dan aku mati, maka itu akan menjadi kata-kata terakhirku.”


Dapatkah kalian bayangkan kata-kata kasar menjadi kata-kata terakhir kalian? Ketika kalian dibangkitkan di hari kiamat, orang-orang yang wafat ketika berhaji akan berkata “Labbaik Allahumma Labbaik”, orang-orang yang membaca Al-Qur’an akan melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, tapi kalian disana malah mengucapkan “Ohhh brengsss..." Tentu itu bukan akhir yang baik.

Islam bukan hanya tentang ibadah, berhaji, dan bersedekah. Islam bukan hanya tentang menyembah Allah. Islam juga berarti peduli terhadap hak makhluk Allah yang lain. Dan itu berarti bicara dengan baik, jangan berkata kasar. Karena bicara buruk bukan tanda-tanda orang yang beriman.

Dan banyak orang-orang yang ketika berada dalam perdebatan menggunakan kata-kata kasar. Mereka berkata “Oh, aku sedang mengekspresikan diriku dengan kata-kata itu.” Wow, kau sangat pintar. Apakah tidak ada lagi kata-kata lain, sehingga kau harus berkata kasar untuk mengekspresikan diri?

Dan masalahnya adalah kata-kata macam itu dianggap keren, benarkan?  Orang-orang saling menyombongkan diri dan merasa bangga karena telah menghina orang lain. Mereka berkata “Aku sengaja menghinanya!” Oh, Masya Allah... Sekarang kau telah menjadi pahlawan!

Di hari kiamat, orang-orang menunggu selama 50.000 tahun sampai penghisaban dimulai. Ketika penghisaban dimulai, buku catatan amal mulai diberikan kepada orang-orang. Setiap orang akan mendapatkan buku catatan amalnya.   Jadi kalian mendapatkan buku kalian dan mulai membacanya, di dalamnya tertulis semua amal baik dan buruk kalian!

Kemudian kalian sampai ke suatu bab, yaitu kata-kata kasar. Dan dimulailah, lembar demi lembar dari kelakuan kalian yang merasa jagoan. Sebuah bab yang penuh kata kasar.

Sekarang bayangkan, siapa yang mencatat setiap kali kalian mengucapkan kata-kata kasar? Para malaikat. Allah menyebut malaikat sebagai Kiraman Katibin, makhluk-Nya yang mulia, namun kalian membuat mereka menulis semua kata-kata kasar ini.

Jika kalian berkata baik, perbuatan kalian juga ikut menjadi baik, lidah kalian punya pengaruh kepada setiap anggota tubuh. Itulah mengapa Imam Tirmidzi Rahimahullah meriwayatkan dalam sunannya, bahwa setiap pagi, setiap anggota tubuh memohon kepada lidah  “Takutlah kepada Allah berkenaan dengan kami, karena kami adalah sebagaimana dirimu. Jika kau lurus, maka kami lurus. Jika kau bengkok, maka kami bengkok.”

“Satu ucapan dari lidah saat memfitnah, bagaikan menebas dengan pedang.”

Artinya kerusakan yang diakibatkan tebasan pedang, lidah juga dapat melakukan kerusakan yang sama, jika tidak melebihinya. Itulah mengapa tidak peduli seberapa marahnya kita, saran terbaik dari Allah dan Rasul-Nya SAW adalah mengendalikan diri kita.

Dalam salah satu hadist, Muadz ibn Jabal berkata “Aku berkendara dengan Rasulullah SAW sampai lututku bersentuhan dengan lututnya, kami berkendara bersama, kemudian aku bertanya kepadanya beberapa pertanyaan tentang shalat, sedekah, dan iman. Wahai Nabi Allah, katakanlah kepadaku tentang amal baik yang akan mendekatkanku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka.” 

Rasulullah SAW bersabda “Wahai Muadz, sesungguhnya kau telah bertanya tentang sesuatu yang baik. Haruskah aku memberitahumu sesuatu, yang mencakup semua yang kusebutkan?” 

Muadz ibn Jabal R.A. berpikir “Tentu saja ya Rasulullah SAW Amal apakah itu?” Rasulullah SAW dengan jarinya yang mulia, menunjuk ke arah lidahnya dan berkata kepada Muadz ibn Jabal “Jagalah ini.” 

Muadz ibn Jabal R.A. berkata “Wahai Rasulullah, akankah kita dipertanggungjawabkan dan ditanyakan perihal lidah kita?” Dia bertanya karena terkejut. 

Rasulullah SAW bersabda “Wahai Muadz, kupikir kau adalah orang yang paling pintar. Apakah ada sebab yang akan menyebabkan wajah orang-orang terjatuh ke dalam neraka jahannam, selain apa yang lidah mereka ucapkan?”